SEJARAH SEBAGAI PERISTIWA
Peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau menjadi sangat penting dalam pembahasan ilmu sejarah. Melalui peristiwa, ilmu sejarah mendapat gambaran tentang kehidupan manusia di masa lampau. Sejarah sebagai peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau mengakibatkan kita tidak mungkin lagi mengamati peristiwa tersebut, yang dapat kita amati adalah sejarah sebagai kisah, yaitu penelaahan sejarah sebagai kisah suatu peristiwa.
Sejarah sebagai peristiwa, maksudnya peristiwa sejarah ditempatkan sebagai fakta, kejadian, dan kenyataan yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Kejadian masa lampau tersebut dapat dijadikan dasar untuk mengetahui dan merekonstruksi kehidupan pada masa tersebut. Dari peristiwa-peristiwa itu, dapat diketahui sebab akibat terjadinya suatu peristiwa. Tanpa memandang besar kecilnya suatu peristiwa atau kejadian-kejadian dalam ruang lingkup kehidupan manusia, ilmu sejarah berusaha menyusun rangkaian peristiwa yang terjadi dalam ruang lingkup kehidupan manusia sejak dahulu sampai sekarang, bahkan prediksi kejadian yang akan datang.
SEJARAH SEBAGAI KISAH
Semua hasil karya cipta manusia merupakan suatu bukti dari kisah manusia
yang hidup dan dinamis. Membicarakan sejarah sebagai kisah tidak lepas
dari peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi pada masa lampau. Sejarah
sebagai kisah adalah hasil karya, cipta, dan penelitian berbagai ahli
yang kemudian menulisnya. Penulisan yang dapat dipertanggungjawabkan
harus melalui penafsiran yang mendekati kebenaran peristiwa yang
terjadi. Sementara itu, untuk merekonstruksi kisah sejarah harus
mengikuti metode analisis serta pendekatan tertentu.
Dengan
kata lain, sejarah sebagai kisah adalah kejadian masa lalu yang
diungkapkan kembali berdasarkan penafsiran dan interpretasi yang dapat
dipertanggungjawabkan. Menyusun kisah sejarah dari suatu masyarakat,
bangsa, dan negara tidaklah mudah karena jejak-jejak sejarah yang
ditinggalkannya tidak sedikit. Oleh karena itu, dalam penyusunannya
memerlukan penelaahan yang sangat jeli dan bijaksana serta verifikatif
sehingga dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penyusunan sejarah sebagai
kisah, para sejarawan menggunakan dasar jejak-jejak yang ditinggalkan
oleh sejarah sebagai peristiwa. Jejak-jejak sejarah yang berisi
kehidupan rangkaian peristiwa atau kejadian dalam lingkup kehidupan
manusia menjadi sumber penting dalam penulisan kisah sejarah.
SEJARAH SEBAGAI ILMU
Sejarah dikatakan sebagai ilmu karena merupakan pengetahuan masa
lampau yang disusun secara sistematis dengan metode kajian secara ilmiah
untuk mendapatkan kebenaran mengenai peristiwa masa lampau.
Jika melihat hal tersebut, sejarah sebagai ilmu dapat memenuhinya, dikarenakan:
a.objek kajian sejarah ialah kejadian-kejadian di masa lalu yang merupakan sebab akibat;
b.adanya metode sejarah yang menghubungkan bukti-bukti sejarah;
c.kisah sejarah tersusun secara sistematis dan kronologis;
d.kebenaran fakta diperoleh dari penelitian sumber yang disusun secara rasional dan kritik (penilaian) yang sistematis;
e.fakta bersifat subjektif karena tiap orang melihat masa lampau dengan cara yang berbeda. Kebenaran hanya "milik" peristiwa ini sendiri. Namun kebenaran fauna adalah juga objektif, maksudnya kebenaran harus diakui oleh intersubjektivitas atau diakui oleh banyak sejarawan dan masyarakat luas.
Menurut
C.E. Berry, sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan, tidak kurang dan
tidak lebih. Adapun menurut York Powell, sejarah bukanlah hanya sekadar
suatu cerita indah, instruktif, dan mengasyikkan, tetapi merupakan
cabang ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sebagai salah satu cabang ilmu
pengetahuan harus dibuktikan secara keilmuan dengan menggunakan
metode-metode dan berbagai standar ilmiah yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Kebenaran
itu dapat dibuktikan dari dokumen yang telah diuji sehingga dapat
dipercaya sebagai suatu fakta sejarah. Sejarah dianggap sebagai ilmu
sebab sejarah memiliki syarat-syarat ilmu, antara lain ada masalah yang
menjadi objek, ada metode, tersusun secara sistematis, menggunakan
pemikiran yang rasional, dan kebenaran bersifat objektif.
Jika melihat hal tersebut, sejarah sebagai ilmu dapat memenuhinya, dikarenakan:
a.objek kajian sejarah ialah kejadian-kejadian di masa lalu yang merupakan sebab akibat;
b.adanya metode sejarah yang menghubungkan bukti-bukti sejarah;
c.kisah sejarah tersusun secara sistematis dan kronologis;
d.kebenaran fakta diperoleh dari penelitian sumber yang disusun secara rasional dan kritik (penilaian) yang sistematis;
e.fakta bersifat subjektif karena tiap orang melihat masa lampau dengan cara yang berbeda. Kebenaran hanya "milik" peristiwa ini sendiri. Namun kebenaran fauna adalah juga objektif, maksudnya kebenaran harus diakui oleh intersubjektivitas atau diakui oleh banyak sejarawan dan masyarakat luas.
SEJARAH SEBAGAI SENI
Tokoh penganjur sejarah sebagai seni adalah George Macauly Travelyan.
Ia menyatakan bahwa menulis sebuah kisah peristiwa sejarah tidaklah
mudah, karena memerlukan imajinasi dan seni. Menulis sejarah merupakan
seni, filsafat, polemik, dan dapat sebagai propaganda. Sejarawan abad 19
bernama Comte, Spencer,dan Mill menyebutkan bahwa metode dan
sikap ilmiah pengetahuan alam dapat dipergunakan untuk mempelajari
sejarah, tanpa memerlukan modifikasi lebih lanjut. Namun menurut
Dithley, seorang filsuf modern, menyatakan bahwa hal tersebut adalah
tidak benar, sebab sifat alami dari pengetahuan alam adalah sesuatu yang
selalu nyata dan terlihat, sehingga sejarah yang bersifat abstrak tidak
mudah menganalisisnya. Oleh karena itu, sejarah adalah pengetahuan
tentang rasa.
Dithley menambahkan bahwa pemahaman dengan cara imajinatif mampu menjadikan fakta sejarah lebih hidup dan lebih berarti. Itulah sebabnya, menurut George Macauly Travelyan dalam penulisan kisah sejarah harus menggunakan bahasa yang indah, komunikatif, menarik, dan isinya mudah dimengerti.
Dengan
demikian, diperlukan seni dalam penulisan sejarah sehingga tercipta
suatu peristiwa sejarah yang dapat dipelajari secara urut, lengkap,
menarik, dan tidak membosankan. Oleh karena itu, seorang sejarawan harus
bersedia menjadi ahli seni untuk menghidupkan kembali kisah kehidupan
di masa lalu, masa sekarang, dan yang akan datang. Dengan demikian
selain elemen ilmiah sejarah juga mengandung elemen seni.
Dithley menambahkan bahwa pemahaman dengan cara imajinatif mampu menjadikan fakta sejarah lebih hidup dan lebih berarti. Itulah sebabnya, menurut George Macauly Travelyan dalam penulisan kisah sejarah harus menggunakan bahasa yang indah, komunikatif, menarik, dan isinya mudah dimengerti.
Semoga bermanfaat untuk anda dan terimakasih sudah membaca artikel ini :)